Film Sore Bikin Gelisah
Haloo, aku kembali, dengan perasaan Nadiya yang campur aduk.
Masih hangat di hati dan otakku setelah menonton film Sore: Istri Dari Masa Depan.
Audiovisualnya cakep, ide, narasi, cast, simbol, kostum, marketing dan lain sebagainya mantap.
Singkat cerita filmnya bagus melebih ekspektasi aku.
.jpeg)
Poster Film Sore: Istri Dari Masa Depan
Aku mau highlight beberapa momen yang buatku gelisah.
Tepat di sekuen awal.
Aku beruntung gak telat masuk bioskop. penggambaran suasana di Arctic buat aku ngerasa gak nyaman. Aku sebagai penonton -yang baru masuk dan nonton- diajak melihat retakan dataran es Artic dan juga hamparan es luas yang putih, terasa kosong, sendiri dan rapuh. Ada yang tertinggal di sana, bahkan jika itu pikiran yang tidak terselesaikan. Rasanya tidak nyaman. Dan es. Beku, keras, dan kelu.
Ketika bapaknya Jo membaca tulisan di balik foto.
Why?? Hatiku mengganjal sekali. Apa yang dilakukan Jo terhadap bapaknya sama seperti apa yang bapaknya lakuin terhadapnya, bukan? Mungkin di universe ini umur Jo akan lebih panjang, namun hidup bapaknya seakan runtuh. Semua beban pikiran Jo selama ini berpindah tempat ke hidup bapaknya. Boleh jadi, kisah trauma ini berlanjut justru di hidup bapaknya. Aku nangis atas ungkapan hati Jo kemudian menangis untuk apa yang dirasakan oleh bapaknya, hanya melalui mimik dan gerak tubuhnya.
Terakhir, aku setuju momen jabat tangan Jo dan Sore bikin merinding.
Scene ini seperti ingin menunjukkan semua rasa lega ada di sana dengan jutaan luka yang dilahap waktu. Ditambah dengan efek visual serta latar suara orkestra dan lirik yang mewakili film ini. Manis sekali, mereka membawa nostalgia dengan fisik Sore di series yang masih melekat diingatan para penggemarnya. Dan sekuen ini hadir tepat sebelum film ini selesai.
Akhirnya aku terdiam sambil memproses semua hal yang aku rasain tadi. Rasa gelisahnya masih tertinggal.
Perasaan yang persis aku rasain seperti menonton film Eternal Sunshine of the Spotless Mind. Persis, aku tau opini ini pun masih bisa berubah ketika aku menontonnya dengan suasana hati yang berbeda.
Cerita cinta Sore memang luar biasa, tapi film ini lebih dari soal Sore.
Baiknya kamu nonton lagi, Yandy Laurens mengeksplor banyak di setiap filmnya.
Komentar
Posting Komentar