Och
“Din, gue mau ngomong sesuatu sama lo! Tapi lo jangan
marah ya, pliss” Ucap Sarah.
“Apa sih Sar? Kayanya serius banget nih. Hahah selow aje”
jawab Dina.
“Gue cemburu lo deket-deket Raka. Gatau kenapa, tapi gue
gak bisa buat kesel sama lo.” Kata Sarah dengan suara dipelankan.
“Astaga sarrrrrraaahh! Lo kenapa bisa cemburu sama gue
sih? Gue sama dia cuman temen doang bener deh gak lebih” Dengan nada tinggi Dina
menjelaskan kepada Sarah.
“Gatau, lo kayanya bisa akrab banget gitu sama dia.
Mungkin karna lo baik, asik diajak ngobrol, seru lagi” jawab Sarah.
Siang itu matahari tidak terlalu terik, malah gumpalan awal gelap menyelimuti kota Bandung.
Dina berjalan perlahan sambil memikirkan omongan temannya itu. Perkataan Sarah sama seperti perkataan Rani dulu. Malah Rani bilang kalau Dina lebih cocok sama gebetannya ketimbang dia. Padahal Dina dekat dengan gebetan Rani hanya untuk membantu mereka jadian.
Ada juga temen sekelas Dina yang cemburu sama dia karna
Dina deket sama cowo-cowo kelasnya. Padahal deketnya juga Cuma buat bercanda
doang dan nanya tentang pelajaran.
Dina seorang cewe yang bisa dibilang gampang bergaul,
lumayan pintar, dan seru. Dia juga care sama temannya. Bukan hanya teman
cewenya saja, teman cowonya pun banyak yang curhat dengan dia. Jadi
mungkin banyak teman-teman yang
cemburu terhadap Dina karna itu.
Dina punya sahabat cowo yang udah jarang ketemu dan contact-contactan. Waktu itu Dina bbman sama sahabatnya dan cuma nanya sebatas “heii bray, apa kabar lo?” dan nanya tentang sekolahnya. Eh, keesokannya malah pacar sahabatnya bilang kalo Dina itu kegenitan sama cowo orang. Dina udah coba jelasin ke pacar sahabatnya kalo dia itu cuma sahabatan dan gak mungkin kegenitan sama sahabat sendiri.
Dina bertanya sendiri “apa salah gue sih? Kalo kaya gini
terus bisa-bisa banyak temen yang cemburu sama gue. Terus gue dijauhin dan
argggghhh!!”. Dina bingung apa yang harus dia lakuin sekarang.
Malam harinya dia minta saran ke Anty, Putra, dan Ahmad, sahabat Dina.
“parah banget deh Din, kok bisa gitu ya? Padahal lo kan cuma temenan sama cowo-cowo itu. Lo mungkin harus jaga jarak aja kali Din sama mereka, entar takutnya kalo lo biarin aja malah banyak yang mikir enggak-enggak” jawab Anty.
“wakakaka. Biarin aja ege. Yang penting lo udah jelasin.
Lagian hidup dibawa santai aja” jawab Putra.
“lo berdoa aja Din. Lagian kenapa mereka bisa bilang
gitu?” jawab Ahmad.
Esok harinya, Dina mencoba untuk jaga jarak sama temen-temen cowoknya itu. Tapi tetep aja Dina gak bisa. Itulah Dina, dia susah berubah walaupun memang seharusnya berubah dan dia gak bisa berpura-pura didepan orang lain. Mulai hari itu, Dina mencoba untuk melupakan kejadian-kejadian yang sudah berlalu dan Dina ingin cepat-cepat supaya lulus agar masalahnya bisa dilupakan sama teman-temannya dan juga dia.
Komentar
Posting Komentar