Untittle (part 1)

-
          Kadang kala cinta tumbuh tidak disengaja. Dan mengalir begitu saja. Mengalir terus. Hingga lupa bagaimana cara mencapai tujuan. Sehingga menjadi terbiasa tanpa arah.

                                                          ***

          “Melodyy!! Bangun dongg udah subuh nih, nanti kesiangann” suara Papah pagi itu terdengar seperti bunyi gong yang membangunkan mimpiku.
          “Iya Pahh” dengan malasnya aku terbangun dari kasur dan melepas selimut yang masih tergulung disekujur tubuhku.
          Hari ini, hari pertama aku masuk sekolah menjadi siswi SMA swasta yang cukup terkenal di Jakarta. aku sudah rapi dan tinggal menunggu Papah untuk mengantarkanku ke sekolah.
          “Udah siap belom?”
          “Udah Pahh. Ayo cepet, udah jam 6 lewat nih, nanti kesiangan” dengan cepat aku memakai sepatu dan naik ke mobil.


                                                          ***

          “Ayo kalian, satu-satu perkenalkan diri!” ucap Kak Siwi, mentor perempuan yang membimbingku dimasa MOS ini.
          “Yaudah Wi, dari pojok sana dulu” ujar Kak Dito, mentor pria yang membimbingku juga. Ditunjuknya seorang perempuan yang memakai kacamata dengan bingkai hitam dan berambut agak pirang.
          Dia berdiri dari kursi dan maju menuju depan kelas “Nama saya Sonya. Dari SMP Harapan Bangsa” ucapnya sambil malu-malu.
          “Oh Sonyaaa, besok jangan lupa rambut tuh benerin, gak boleh pake poni! Kuncir kuda pake pita. Ngerti gak!!” geram Kak Siwi sambil melotot.
          “I-iyaa kak” dengan cepat dia kembali ke bangkunya dan keadaan kelas hening.
          “Ayo selanjutnya. Cepetan dong. Gue bete nih ngurusin kalian-kalian” bentak Kak Siwi.
          “Nama gua Kemal. Gua dari....”
          “Stopp. Siapa yang nyuruh lo ngomong pake gue-elo? Gak sopan banget. Pengen cari tenar lo?”
          “Ehm, nama saya Kemal. Saya dari SMP Tunas Muda”
          “Wesss sedappp. Pantes lo songong. Anak Tunas Muda sih. Sini lo” ujar Kak Dito.
          Kemal pun menurutinya. Dibawa Kemal keluar bersama Kak Dito. Dan aku tidak tau apa yang mereka lakukan diluar.
          “Nama saya Melody. Saya dari SMP Harapan bangsa”

                                                          ***

          Akhirnya sampai juga di rumah. Duh ribet banget deh ya MOS, dikerjain, disuruh bawa macem-macem. Ayoo semangatt Melody!! Kamu pasti bisaaa.
          “Mboo, cariin bahan-bahan ini dong buat MOS besok. Nih udah Melody catetin bahannya" sambil ku serahkan kertas berisi catatan.
          “Oke non” ujar Mbo Inah. Dia pembantu yang bekerja di rumahku, sudah 10 tahun kerja disini. Dia orangnya baik dan perhatian kepadaku.
          “Kadang terasa sulit untuk mensyukuri, apa yang adaa apa yang adaa” aku bernyanyi untuk menghilangkan sepi di rumahku ini. Tinggal di perumahan yang dominan penghuninya jarang keluar rumah, dan jarang ada keributan, membuat lingkungan rumahku menjadi terasa sepi. Apalagi ditambah perceraian Mamah dan Papah. Ah sudahlah, kenapa harus aku pikirkan lagi hal itu. Mungkin itu jalan terbaik untuk keluarga ini.

                                                          ***

          “Hai Kemal. Gue Melody” sapaku kepada Kemal yang duduk sendiri membaca komik sambil mendengarkan musik dengan satu headset ditelinga.
          “Hai” jawab Kemal dengan singkat.
          “Lo waktu MOS diapain sama Kak Dito? Macem-macem sih looo”
          “Haha, gapapa. Cuma diajak ke kelas-kelas yang lain sambil ngenalin diri doang” jawab Kemal dengan muka datar.
          “Ohh, untung MOS gak sampe seminggu ya. Hahaa”
          “Hahaha, iya”

                                                          ***

          Sudah 2 bulan aku menjadi siswi di sekolah ini. Oh iya, aku masuk di kelas X1 dan bertemu banyak sekali teman. Ada Sonya, Dovi, Keyla, Riza, Akbar, Kemal, dan banyak banget deh.  Aku emang dari dulu mudah menyesuaikan diri sama lingkungan baru, jadi cepet dapet temen deh, haha.
          “Woi, siapa yang mau sekelompok sama gue?” teriak Akbar.
          “GUEEEEE!!!” jawab Riza dengan lantang.
          “Gua” jawan Kemal.
          “Me!!” jawab Sonya gak mau kalah.
          “Gue dong Bar,” ucapku.
          “Okedah. Nanti ngumpul dulu ya pulang sekolah” pinta Akbar.
          “Sippp” jawab kami dengan kompak.


                                                          ***

          Setiapku duduk di taman ini, memandang rerumputan hijau. Hanya kau yang aku pikirkan, apa yang harus kulakukan? Apakah ini pertanda bahwa aku jatuh cinta? Ah tidak mungkin, masa aku jatuh cinta denganmu.

                                                          ***

          Beruntungnya aku berada di kelas ini. Walaupun terlihat seperti kelas unggulan, tetapi bisa dibilang kelas terkompak. Jika ada guru yang ngebetein, pasti aku dan teman- teman langsung buat rencana untuk mengerjai guru tersebut. Hahaha iyaiyaa aku dosa nih, maaf guru.
          Hei, besok sudah ulangan kenaikan kelas. Dan Omaigattttttt, aku belum belajar. Semangat Melody!!!!!

                                                          ***

          “Eh kalian. Dapet contekan gaak?” tanya Riza ke anak-anak lain termasuk aku.
          “Gak dapett nih, kali ini suram banget!” jawab Dovi dengan malesnya.
          “Ahh Shitt dehhh. Lo dapet gak?” tanya Akbar kepadaku.
          “Gue dapet lah. Lo gatau gue biang contekan? Wkwkwkwkw. Nih gue gak berani bawa keruangan. Takut ketauan. Nih  buat lo ajaa“ ujapku ke Akbar sambil memberikan kertas kecil berisi contekan.
          “Woii buat gue aja woiiii” teriak anak – anak yang lain.
          “Lucu deh mereka semuaa. Hahahha” ucapku ke Kemal.
          “Mel, gua mau curhat ke elo nih. Lo on kan? Nanti malem yaa.” Pinta Kemal kepada ku.

                                                          ***

          Dreett dreeet drett. Bunyi getaran hpku diatas meja. Oh itu pasti bbm dari Kemal.
          Kemal: *Eh Mel. Jadi curhat ya gue*
          Melody: *Apaaan Mal?*
          Kemal: *Gua lagi suka sama cewe nih*
          Melody: *Siapaaaaaaaa????*
          Kemal: *Dia baik sama gua Mel. Cantik. Gua suka sama dia*
Melody: *Siapa sih ah?* Hatiku berdegup kencang, aku harap Kemal bilang bahwa........
Kemal: *Gua suka sama Sonya*
Oh God! Dengan refleks aku langsung membanting hp ke kasur. Tercengang membaca jawaban Kemal.
Drettt dreeett dreeet. Dreeet dreeet. Bunyi hpku yang sampai sekarang belum aku sentuh. Itu pasti bbm dari Kemal.
Aku terdiam dan pandanganku tertuju pada hpku yang LEDnya berkedip. Baru saat jam 11 malam, ku buka hp itu. Dan ternyata, banyak bbm dari Kemal.
          Kemal: *Gimana menurut lo Mel?*
          Kemal: *Mel, woiiiiiiii!!!!*
          Kemal: *Ah lo, lagi seru juga nih. Pas banget klimaks juga*
          Kemal: *PING!!!*
          Kemal: *Yah lo tidur yaa, yaudah. Goodnight ya. Besok jangan ketiduran lagi*

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Dia

-
Betapa menakjubkannya Tuhan menciptakan manusia, yang memang benar makhluk paling sempurna. Dari struktur organ, yang luar biasa solid, hingga watak, yang begitu beragam rasa. Coba tengok dia, yang wajahnya begitu indah dipandang, dengan watak angkuhnya. Adalagi dia yang lain, yang wajahnya pasaran, dengan watak baik hatinya. Pernah juga melihat dia, yang kekar tinggi, dengan hati mudah tersentuh. Belum lagi dia dengan struktur organ uniknya, yang selalu berapi-api saat berbicara. Dst. Satu manusia, beragam pengalaman, membenturnya. Yang harus berperang melawan atau mengikuti nilai sosial bahkan nilai dirinya sendiri. Yang tiap harinya harus dijalani dengan  berpikir dan memutuskan, tuk tetap bertahan. Gak kebayang rumitnya masing-masing manusia. Dia, diikat banyak peran dalam lingkungannya sebagai manusia. Dia, mencoba menjadi sosok yang apa adanya atau bahkan dibuat-buat. Dia, sebagaimana kebanyakan dia, akan berusaha mengatur segalanya harus berjalan lancar. Sebuah keberkahan dan ni
lanjut? »

Hasil Akhir Pemilu: Demokrasi Tumbuh

-
Gambar
Halo untuk aku yang di tahun 2019 menganggap pemerintahan tidak dalam kondisi krisis dan memilih golput dalam pilpres. Hari ini tepat pemilihan presiden dan wakilnya setelah 5 tahun berlalu. Suasananya sudah berbeda dari jaman 2019. Kecepatan informasi, perbedaan pasar di media sosial, gaya kampanye, serta pemanfaatan teknologi dibahas kencang. Kebanyakan dari mereka menganggap pilpres tahun ini seru, ramai, dan penuh drama. Pilpres kali ini diawali dengan kejutan hadirnya Anies , independen, sebagai capres yang diusung Nasdem. Rekam jejaknya cukup jadi perhatian publik dari mulai kontribusi terhadap Jakarta hingga isu politik identitas. Lalu munculnya gibran , iya anaknya Jokowi, yang naik menjadi pendamping Prabowo lewat jalur lembaga MK. Pa sangan ini cukup kontroversial dengan isu masa lalu hingga pelanggaran etik. Kemudian dipilihnya Mahfud MD, independen, dibandingkan politikus lain yang menjadi calon kandidat kuat. Isu paslon ketiga cukup hangat soal PDIP vs Jokowi hingga peng
lanjut? »

Lepaskan Tangismu

-
Gambar
akan sesak sekali jantung, mata, tubuh kita ketika dipaksa otak supaya tidak menangis. jangan biarkan otak dan kesombonganmu merenggut fungsi tubuhmu yang lain, yang harus bekerja. sesama laki-laki beri dukungan bukan mengelak. begitupula wanita, saling menghargai adalah yang utama untuk para pejuang kesetaraan.
lanjut? »