Untittle (part 2)
“Pagiii Melody. Tadi malem kenapa sih
lu? Ketiduran? Atau bosen dengerin gua curhat terus?” sapa Kemal di depan
gerbang. Aku rasa dia sengaja menungguku di gerbang dan menyapaku dengan
lembut.
“Dih apaan sih lo. Gue ketiduran tadi
malem. Sori” jawabku dengan bete.
“Lo kenapa Mel? Yee, gua tau elo kali.
Lu jarang bete sama gua” omel Kemal.
“Auah.” Jawabku dengan singkat. Dan
berlari meninggalkan Kemal.
***
Kemal adalah sahabatku. Udah,
sepertinya itu saja keterangan mengenai statusku dengannya. Kami memang sering
curhat-curhatan tentang semua hal, apapun itu. Tapi curhatannya tadi malam
membuatku sakit. Aku tak tahu mengapa. Atau karena aku jatuh cinta dengannya
(?)
***
“Mel, kantin yukk!” ajak Kemal
kepadaku.
“Gak ah, males.” Jawabku singkat.
“Ah lu gitu. Males ah. Gua ikutan
bete” jawab Kemal dengan muka bete.
Andai saja Kemal tahu bahwa
aku........
“Hei Mel, ke kantin yuk” ajak Sonya.
“Ayodeh, gue laper juga” sahutku. Aku
berjalan keluar kelas dan Kemal melihatku sambil melotot lalu memalingkan
wajahnya.
“Eh Mel, gue lagi suka sama Dovi deh.
Dia tipe gue banget. Tinggi, pinter, cuek, manis lagi. Duh pengen deh jadi
pacarnya” curhat Sonya disepanjang jalan menuju ke kantin.
“Ha? Lo suka sama Dovi?” jawabku.
“Iya, cocok gak?” tanyanya.
“Haha, iya cocok” jawabku dengan
malas.
***
“Oh God! Sonya suka sama Dovi lagi.
Kasian banget si Kemal. Gak boleh gitu, aku harus bikin rencana supaya Kemal
sama Sonya bisa jadian. Ya walaupun harus mengorbankan perasaan diriku sendiri.
Seenggaknya si Kemal bahagia” ucapku dalam hati.
“Kita langsung pulang nih Non?”
pertanyaan sopirku membangunkan lamunanku sedari tadi.
“Jangann, kita ke rumah Mamah dulu ya
Pak!” pintaku.
***
Bau masakan sudah tercium di halam
rumah Mamah. Pasti ini kentang balado bikinan Mamah. Makanan favorit Ka Asti nih.
“Assalamualaikum. Mamahh, Ka Asti!!”
ucapku dengan semangat.
“Waalaikumsalam. Eh Melody. Mamah
kangen banget sama kamuu” jawab Mamah sambil memelukku dengan erat.
“Melody juga Mah. Ka Asti mana?”
tanyaku.
“Dia kuliah, pulangnya nanti sore.
Kamu mau minum apa?” tanya Mamah dengan lembut.
“Es jeruk ajaa” jawabku dengan manja.
Aku menceritakan kejadian-kejadian
selama 3 bulan belakangan ini, termasuk tentang Kemal. Karena aku sudah 3 bulan
tidak bertemu Mamah banyak cerita yang ingin aku curahkan. Saat sidang
perceraian, Papah memiliki hak asuh terhadapku, sedangkan Mamah terhadap Ka
Asti. Aku sangat sedih meninggalkan Mamah, tapi aku juga tidak mau meninggalkan
Papah sendiri.
“Kamu suka Kemal ya Odyy?” goda Mamah.
Ody adalah nama panggilanku dari Mamah.
“Yagitu deh Mahh. Ah Mamahh. Tapi
Kemal suka sama cewe lain” jawabku dengan malu-malu dan berakhir dengan
cemberut.
“Yaudah biarin aja. Nanti kita liat
bagaimana akhirnya. Biarkan mengalir sesuai takdir. Kalo berjodoh pasti bakal
sampe ke kamu” ucap Mamah sambil tersenyum dan mengelus rambutku yang terurai.
“Hahaha, yah udah jam 3 Mah. Melody
pulang dulu ya. Nanti takutnya Papah nyariin” ujarku sambil melihat jam dinding
berbentuk persegi ditembok berwarna crem itu.
“Yahh. Mamah masih kangen kamu. Yaudah
deh, tapi jangan lupa jenguk-jengukin Mamah. Jangan sama Papah terus dongg ya!”
pinta Mamah sambil mengantarkan ku kedepan gerbang.
“Okedehh. Oiya, salam buat Ka Asti ya
Mah. Assalamualaikum” ucapku.
“Waalaikumsalam. Hati-hati ya” jawab
Mamah sambil melambaikan tangan ke arahku.
***
Dreet dreeet dreeet. Dreeet dreeet
dreeet. Bbm dari Kemal mulai berdatangan dan tidak berhenti-henti. Aku sudah
pusing mendengarkannya. Ku matikan saja hpku. Lalu melanjutkan membaca novel.
Oiyaa, bagaimana rencanaku untuk
menyatukan Kemal dengan Sonya? Hmm, ah iya.
***
Aku mencoba move ke Akbar, mungkin
saja akbar bisa membuatku melupakan Kemal. Kalo Kemal udah jadian sama Sonya.
Aku merasa sendiri.
“Akbarrrrr. Nonton The Hobbit yukk!”
ajakku, saat bel sekolah berbunyi.
“Ayoo dah. Gue lagi bete nih. Bokap
Nyokap pergi terus. Gue di rumah sendiri.” Jawab Akbar dengan riang.
“Okedaiii. Besok ya. Lo jemput gue.
Siang aja yaaa..” pintaku.
“Iya saayangg” jawab Akbar dengan
candaannya.
“Hahahaaa” aku hanya tertawa
mendengarkan jawannya.
“Oh gituu, jadi gua gak diajak nih
Mel? Okeyy Finee.. fine!!” jawab Kemal dengan nada kesal.
“Apaansihlo. Kan lo udah sama Sonya”
ledekku.
“Enggak sih, Sonya aja sama si Dovi noh” jawab Kemal dengan lesu.
Ah ternyata benar, memang Kemal suka
dengan Sonya. Aku masuk kedalam 'Friend Zone' selama ini. huhuu.
“Melll, Mell. Lu kenapa sih diem terus. Ah berubah nih lo. Males ah” bentak Kemal tapi dengan wajah bingung.
“Melll, Mell. Lu kenapa sih diem terus. Ah berubah nih lo. Males ah” bentak Kemal tapi dengan wajah bingung.
“Apaansih, yaudah kalo gue berubah
emang kenapa?” jawabku dan langsung pergi menuju mobil.
***
Tiiin tiinnnnn. Bunyi klakson mobil BMW
silver yang berhenti di depan rumahku. Itu pasti Akbar yang sudah menungguku.
“Okedaiii. Jalaan. Kita mau nonton
dimana nih Bar?” tanyaku.
“Lo maunya dimana?” tanya Akbar dengan
lembut.
“PIM aja deh yaa” jawabku singkat.
Jalan dengan Akbar membuatku senang,
karena bisa melupakan Kemal sejenak. Tetapi ternyata......
“Haiii Melody, haii Akbarr” sapa
seorang cowok tinggi, berambut cepak, dan memakai kaos berwarna putih diikuti
dengan jaket yang berwarna biru tua.
“Eh elo Mal. Kok bisa disini?” tanya
Akbar.
“Bisa dongggg. Lagi nyari buku nih.
Kalian berdua ngapain? Gua join bareng yaa” pinta Kemal.
“Dih apaan sih Mal. Sanaa sana, gue
pengen nonton sama Akbar. Udahh mending lo cari buku aja sama SONYAA!!” jawabku
dengan nada sedikit membentak.
“Tuh kan Melody kalo sama gua
bawaannya marah mulu. Kalo sama Akbar aja, ketawa terus. Lagi marah nih
ceritanya sama gua? Kenapa sih?” tanya Kemal.
“Gapapa. Udah yuk Bar, kita pergi”
pintaku kepada Akbar.
“Gue duluan ya Mal” ucap Akbar
“Eh
iya.............” jawab Kemal dengan lemah.
***
“Huhhhh kenapa sih Kemal selalu ada
dimana-mana. Bete deh. Niatnya pengen ngejauh, malah dia yang ngedeket” gumamku
dalam hati.
Tokk tokk tokk. Pintu kamarku
terketuk. Dan tak lama terbuka. Seseorang masuk dan..............
“Mel, lu kenapa sih sama gua?” dengan
lemas Kemal bertanya.
“Hah? Lo ngapain kesini Mal?” jawabku
dengan kaget.
“Gua dateng buat nanya ‘lo kenapa sama
gua?’” kata Kemal.
“Ih gue gak kenapa-kenapa kaliii. Lo
aja yang nganggep beda” ucapku sambil bangkit dari tempat tidur.
“Jangan cuekin gua lagi ya.” Pinta
Kemal.
“Ye” jawabku singkat.
“Gua tidur dikasur lu ya. Ngantuk
parah. Gua nonton bola full semaleman. Tadi pagi gua bangun langsung ngejar lu
ke PIM. Kurang tidur nih” pinta Kemal dan langsung terjun ke kasurku. Dan tidak
sampai 5 menit dia langsung terlelap.
Oh iya, tadi malam ada pertandingan
liga Inggris&Spanyol kesukaan dia. Pantesann.
Kemal memang biasa datang ke rumahku.
Sampai Papahku hapal bahwa Kemal adalah sahabat terdekatku yang sering ke rumah
kapan saja. Untung Papah gak marah, malah dia senang kalau ada temanku yang
datang ke rumah dan menemaniku.
Saat Kemal tidur, aku duduk dan
memperhatikan wajahnya. Bagaimana wajahnya saat diam dan terlelap. God! Dia
ganteng banget. Apalagi saat sinar matahari sore menerangi mukanya sebagian.
Hidungnya yang mancung, bulu matanya yang lentik, kulitnya yang sawo matang.
Membuatku makin jatuh cinta kepadanya.
Jam 8 malam dia terbangun dan
menyadari bahwa aku tertidur disofa. Diangkatnya aku dan dibawanya ke kasur.
Lalu tubuhku ditutupi dengan selimut. Dan dia pergi meninggalkan secarik kertas
berisi ucapan “Thanks. Good night Sist {}”
Komentar
Posting Komentar