Pilihan
Hidup
itu pilihan. Hmm menurut gue sih iya emang bener. Kadang tuh manusia dikasih
pilihan dan jarang banget dikasih kesempatan kedua. Artinya kalo lo memilih
pilihan yang salah, yaudah wassalam. Tapi gak juga sih tergantung elo-nya juga,
mau survive dan berusaha pikir pilihan lo itu emang tepat atau lo udah give up
duluan.
* * *
"Hahahaaa
lucu banget sih lo, La" ujar pria yang berjalan bersama perempuan imut
disampingnya.
"Abisnya,
masa dia gituin aku. Kan aku gak ngerti Ka mesti ngapain lagi" suaranya
membuat si pria ingin memeluk perempuan tersebut.
"Hahaa.
Yaudah lain kali tanya sama gue kalo gatau mesti ngapain. Lagian elo jadi cewe
polos banget si! Ayoo La, udah pengen bel nih" Ucap pria tersebut
sambil menarik tangan perempuan itu dan berlari kecil menuju gerbang sekolah
yang hampir tertutup.
* * *
Pertemanan
Olla dan Dhika memang hanya sebatas adik kelas dan kakak kelas. Namun dibalik
itu, Dhika menyimpan rasa yang lebih terhadap Olla. Selama dua tahun, Dhika
mencoba menutupi perasaannya kepada Olla tapi perasaan tetap lah perasaan.
Tidak bisa disembunyikan terlalu larut. Apalagi Dhika seorang pria, yang
identik harus "mengatakan duluan" apa yang dirasakannya.
*
* *
Malam
itu Dhika mengajak Olla Skypean. Awalnya Olla tidak berpikir yang aneh-aneh.
Tapi untuk malam ini Dhika ingin mengatakan yang sejujurnya kepada Olla.
"La."
"Apa
Ka? Ngantuk nihhhh"
"Hihiii
lo lucu kalo lagi ngantuk"
"Apaaa
lucunya coba. Mata tinggal 5watt gini yee"
"Hahaahahahaa"
*Hening
untuk beberapa saat*
"La."
"Hm?"
"Lo
beneran ngantuk?"
"Enggak
cuma becanda. Yaialahhhh Ka. Udah setengah di alam bawah sadar nih"
"Hahaaa
sori sori"
"Ka,
udah ah aku tidur ya"
"La,
gue sayang sama lo"
*Hening*
"Tadi
kaka ngomong apaan?"
"Yee
dasar budek. Gue sayang sama lo, Olla cantikk!"
"Oh
gituu"
"Oh
doang?"
"Lah
emang kaka maunya gimanaa?"
"Ngomong
sesuatu kek"
"Hmm,
Olla juga sayang sama kakak deh"
"Kok
pake deh?"
"Biar
cepet kelar hahaaa"
"Dasar
cewe"
"Kenapaaaa
cewe ka?"
"Gapapa.
Jadi Kita pacaran nih?"
"Lho
kok pacaran sih?"
"Kan
kita sama-sama sayang Laa."
"Tapikan
gak harus pacaran kaa"
"Emangnya
kenapaa?"
"Olla
gak mau aja nanti sakit hati"
"Yailahh
La. Mana mungkin gue nyakitin elo"
*Hening*
"La."
"Ka,
Olla ngantuk. Udah ya"
"Tapi
La.."
Krek,
hubungannya terputus. Olla termenung mendapat pernyataan dari Dhika. Selama ini
Olla menganggap Dhika sebagai kakanya. Tapi kenapa Dhika menganggapnya lain.
Diujung sana seorang pria menatap handponenya dengan lirih, menyesali apa yang
dikatakannya tadi. Dia merasa egois. Mengutamakan perasaannya dengan melupakan
perasaan perempuan itu. Mungkin saja perempuan itu belum siap menerima
pernyataannya. Perlahan hujan menutup malam, membuat mereka dilanda kesepian
teramat dalam.
* * *
"La,
lo dipanggil ka Dhika" ujar Alin.
"Bilang
aja gue lagi sibuk ngerjain pr Lin" jawab Olla sembari membolak balik
lembaran kertas dibuku yang tanpa sedikit pun dibaca.
* * *
"Olla
lagi ngerjain pr ka"
"Serius
lo?"
"Iyaa.
Bener."
"Lah
lo ngapa gak ngerjain pr?"
"......"
"Boong
kan lo. Yaudah sana"
*Kenapa
lo ngindarin gue sih La* pikir Dhika dalam hati.
* * *
"Lin,
lo duluan gih. Gue pengen ngomong sama Olla" ucap Dhika yang tadi
menghadang jalan Olla dan Alin.
"Apa
sih ka. Aku sibuk mau ke ruang guru. Disuruh ngambil buku" ucap Olla
dengan jutek.
"Bentar
doang sih La. Gue mau ngomong" pinta Dhika.
*kring
kring kring*
"Lin,
ayo cepet ambil buku. Udah bel nih!" seru Olla kepada Alin. Dengan cepat
mereka lari menuju ruang guru.
"La..
Yailah dia malah kabur lagi"
* * *
Saat
bel pulang berbunyi. Dhika langsung bergegas menuju gerbang sekolah. Berniat
untuk mencegat Olla dan menjelaskan sesuatu. Lima belas menit berlalu, sebuah
motor lewat didepannya dengan penumpang perempuan dibelakangnya. Perempuan itu
menyadari kehadiran Dhika di depan pintu gerbang tapi dia malah membuang muka
dan berpegangan erat dengan pengemudi. Motor tersebut melaju sangat cepat
sehingga butuh waktu beberapa detik hingga Dhika menyadari bahwa tadi itu Olla
bersama Ghazy, teman dekat Olla di kelas.
* * *
Berkali
kali Dhika mencoba menghubungi Olla. Melalui apapun. Tapi tak juga hubungannya
tersambung. Dhika sangat ingin bertemu Olla. Meminta maaf ataupun hanya sebatas
melihat senyumannya. Malam itu, dia memutuskan menuliskan surat untuk Olla.
Dhika menulisnya dengan senyuman walaupun ada sedikit rasa perih dihatinya.
*
* *
"La
kantin yukkk. Selow gak ada ka Dhika. Dia gak masuk"
"Kok
gak masuk? Kenapa emangnya?"
"Gatau
deh. Kok lo nanyain dia sih? Malah bagus dong dia gak ada di sekolah hari ini.
Gue jadi gak ditanya - tanyain lagi tentang lo." Keluh Alin.
*Kok
ka Dhika gak masuk sih? Kenapa ya? Ah bodo deh. Malah bagus kan* pikir Olla
dalam hati.
* * *
*Ka
Dhika kemana yaa? Kok gak masuk sih?*
*Biasanya
kan gue pulang bareng dia. Masa jadi sendiri gini huhuu*
*Ka
Dhikaaa. Gue kangen sama lo*
Kalimat
kalimat tersebut keluar dari kepala Olla. Olla berjalan menuju rumah sambil
termenung memikirkan Dhika yang hari ini tidak ada kabar.
* * *
Pagi
ini, Olla berangkat sekolah dengan semangat. Dia berharap bisa bertemu dhika
dan ingin meminta maaf atas sikapnya yang beberapa hari ini dingin kepadanya.
* * *
Saat
dikoridor sekolah. Jalan Olla dihadang oleh Vicky, sahabat Dhika.
"La,
nih ada titipan buat lo dari Dhika." Ucap Vicky sambil memberi sepucuk
surat dan kotak kado kecil berwarna merah.
"Lho?
Emang ka Dhika kemana? Kok ka Vicky yang ngasih?" Tanya olla dengan heran.
"Lo
sih dari kemaren gaada kabar. Dhika pindah ke Perth. Gue aje kemaren bolos demi
nganterin dia ke bandara. Katanya dia bakal tinggal disana. Gatau bakal balik
ke sini apa enggak"
"Demi
apaaa?"
"Iya....
Eh lo mau kemanaa La?"
Belum
selesai Vicky bicara, Olla sudah berlari menuju halte depan sekolahnya. Dia
memberhentikan taksi dan langsung menuju ke rumah Dhika.
* * *
Di
rumah Dhika, Olla hanya bertemu pembantu rumahnya saja. Dan memang benar Dhika
pindah ke Perth dan belom tau kapan kembali ke Jakarta.
* * *
Cahaya
matahari mulai tergantikan dengan gumpalan awan hitam yang membuat langit siang
itu meredup. Olla termenung menatap danau didepannya. Memarahi diri sendiri
akibat sikapnya yang terlalu dingin terhadap Dhika. Tiba-tiba dia teringat
sepucuk surat dan kotak kecil yang diberikan Vicky. Perlahan dia membuka surat
tersebut.
"Dear Olla.
Maafin gue ya gak pamit dulu. Gue
udah nyoba buat hubungin lo, tapi elo sih menghindar terus.
Maaf ya La kemaren gue ngungkapin
perasaan gue terlalu cepat. Iya gue pikir perasaan lo sama kaya perasaan gue.
Jadi gue pede aja ngungkapinnya tanpa mikir panjang.
La, maaf yaa. Gue gak bisa nemenin
hari-hari lo lagi. Gue harus ke Perth secepatnya. Bokap gue sakit La. Gue gatau
bakal balik kapan.
La, happy birthday ya. Jangan
nangis lagi. Tetep tersenyum. Nikmatin masa muda lo. Belajar yang bener. Jadi
perempuan yang kuat La.
Maaf ya La. Kalo selama ini gue
suka ngejailin lo terus nyubit lo. Abis lo lucu banget si. Bedonn ah, gue jadi
nangis nih keinget masa lalu kita hahaaa.
Yaudah ya La. Gue tau lo kesel sama
gue, makanya gue gak ninggalin alamat atau apapun yang bisa lo hubungin selama
gue di Perth. Maaf ya La gue gak bisa jadi temen yang baik. Maaf ya Laa.
Gue sayang lo, La;)"
"Dasar
ka Dhika bego. Kenapa ninggalin gue sih" air mata Olla perlahan turun
melewati pipinya yang merah.
"Ka
Dhikaaaa. Gue juga sayang sama lo. Maaafin gue!!!" Teriak Olla sambil
sesegukan akibat tangisannya yang gak kunjung berhenti.
Hujan
turun bersama dengan air mata perempuan itu. Dia membiarkan air hujan membasahi
sekujur tubuhnya yang dibaluti seragam SMA. Olla menikmati tangisnya dengan
tenggelam bersama rintihan air hujan yang kian deras.
Kotak
hadiah yang tadi disampingnya, diambil lalu dengan cepat dia membukanya.
Terdapat liontin dengan foto Dhika dan Olla yang sedang tersenyum bahagia
didalamnya. Membuat Olla memutar waktu disaat keduanya berteman dengan dekat.
Disaat olla membutuhkan teman, ada dhika yang selalu menemaninya. Dhika selalu
membuat Olla tersenyum dan tidak pernah kelelahan membuat Olla tertawa.
"Ka,
gue sayang lo" suara Olla sayup- sayup terdengar yang terkalahkan oleh
suara deras hujan.
🎵they
say that love is forever, your forever is all that I need. Please stay as long
as you need. Can't promise that things won't be broken, but I swear that I will
never leave. Please stay forever with me🎵
nad kerennnnn :'''''(
BalasHapusciyeee dibaca hahaaa makasih citaa:]
Hapus