Intermezzo
Seekor semut berjalan di atas garis pembatas jalan, mencari
tempat perlindungan dari ratusan ribu bahkan milyaran buliran air yang jatuh
dari langit.
Segelas Mocca Float dan sisa bekas makanan yang tergeletak di
atas meja panjang yang membentang lurus, menghadap ke utara.
Lantunan lagu yang terdengar dalam ruang, membuai makanan
yang dinikmati sebagian orang di sana.
Bunyi mesin kasir berirama sesuai pesanan yang diminta
pelanggan, membantu pekerjaan pelayan kasir menghitung harga pembelian pesanan.
Spanduk “Kawasan DIlarang Merokok” bermandikan air hujan yang
turun meluncur licin dari atas hingga ke bawah, tanah basah.
Perbincangan Sang Ibu dengan anaknya mengenai es krim yang
diinginkan Sang Anak, namun tak disetujui Sang Ibu karena Sang Anak baru saja
dikatakan sehat oleh dokter.
Belasan mobil berganti mengantre di tempat keluar pembayaran parkir,
sambil terdengar bunyi ban yang tersapu oleh kubangan air.
Bendera-bendera yang dipasang untuk membantu memeriahkan hari
kemerdekaan terlihat layu, tak berkibar karena terguyur hujan.
Para karyawan yang siap untuk kembali ke rumah masing-masing
seraya bercengkrama dengan teman kantornya, membahas bagaimana cara mereka
pulang tanpa harus kebasahan.
Hingga sebuah pena hitam seharga tiga ribu rupiah pun ikut
merasakan atmosfer hujan kali ini, sambil berdansa menuangkan peristiwa yang
terjadi. Seakan tidak mau ketinggalan untuk ikut serta dalam kesepian sore ini.
Jakarta, 08 Agustus 2016
16.17
Di kursi pojok suatu tempat makan
Komentar
Posting Komentar