Betapa menakjubkannya Tuhan menciptakan manusia, yang memang benar makhluk paling sempurna. Dari struktur organ, yang luar biasa solid, hingga watak, yang begitu beragam rasa. Coba tengok dia, yang wajahnya begitu indah dipandang, dengan watak angkuhnya. Adalagi dia yang lain, yang wajahnya pasaran, dengan watak baik hatinya. Pernah juga melihat dia, yang kekar tinggi, dengan hati mudah tersentuh. Belum lagi dia dengan struktur organ uniknya, yang selalu berapi-api saat berbicara. Dst. Satu manusia, beragam pengalaman, membenturnya. Yang harus berperang melawan atau mengikuti nilai sosial bahkan nilai dirinya sendiri. Yang tiap harinya harus dijalani dengan berpikir dan memutuskan, tuk tetap bertahan. Gak kebayang rumitnya masing-masing manusia. Dia, diikat banyak peran dalam lingkungannya sebagai manusia. Dia, mencoba menjadi sosok yang apa adanya atau bahkan dibuat-buat. Dia, sebagaimana kebanyakan dia, akan berusaha mengatur segalanya harus berjalan lancar. Sebuah keberkahan dan ni
Halo untuk aku yang di tahun 2019 menganggap pemerintahan tidak dalam kondisi krisis dan memilih golput dalam pilpres. Hari ini tepat pemilihan presiden dan wakilnya setelah 5 tahun berlalu. Suasananya sudah berbeda dari jaman 2019. Kecepatan informasi, perbedaan pasar di media sosial, gaya kampanye, serta pemanfaatan teknologi dibahas kencang. Kebanyakan dari mereka menganggap pilpres tahun ini seru, ramai, dan penuh drama. Pilpres kali ini diawali dengan kejutan hadirnya Anies , independen, sebagai capres yang diusung Nasdem. Rekam jejaknya cukup jadi perhatian publik dari mulai kontribusi terhadap Jakarta hingga isu politik identitas. Lalu munculnya gibran , iya anaknya Jokowi, yang naik menjadi pendamping Prabowo lewat jalur lembaga MK. Pa sangan ini cukup kontroversial dengan isu masa lalu hingga pelanggaran etik. Kemudian dipilihnya Mahfud MD, independen, dibandingkan politikus lain yang menjadi calon kandidat kuat. Isu paslon ketiga cukup hangat soal PDIP vs Jokowi hingga peng
akan sesak sekali jantung, mata, tubuh kita ketika dipaksa otak supaya tidak menangis. jangan biarkan otak dan kesombonganmu merenggut fungsi tubuhmu yang lain, yang harus bekerja. sesama laki-laki beri dukungan bukan mengelak. begitupula wanita, saling menghargai adalah yang utama untuk para pejuang kesetaraan.
Komentar
Posting Komentar